Gue Lu Jadi Aku Kamu

Mulanya, Bertholdt tidak paham harus merasa senang atau tidak setelah akhirnya punya pacar, setelah seumur hidupnya menjomblo. Masalahnya, orang yang menjadi pacarnya bukanlah orang yang selama ini dia idam-idamkan.

Meskipun Bertholdt mengakui bahwa Ymir tergolong gadis yang manis dengan mata sipit dan bintik-bintik tipis gemas pada pipinya itu, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Ymir sejauh ini baru dianggap teman akrab saja bagi dirinya.

Sampai sekarang pun Bertholdt masih terheran-heran dengan ajakan Ymir. Dan dia lebih heran lagi dengan dirinya sendiri, karena saat itu dia mengiyakan ajakan tersebut.

Apakah Ymir hanya memanfaatkannya sebagai pengganti sosok Historia yang direnggut oleh Reiner? Itulah alasan paling masuk akal yang bisa Bertholdt pikirkan saat ini. Mungkin saja Ymir beranggapan bahwa mereka berdua memiliki nasib yang sama, yaitu sama-sama kehilangan sahabat terdekat.

Karena itu, Bertholdt pun akan melakukan hal yang sama, yaitu memanfaatkan Ymir untuk melupakan Annie. Siapa tahu, Ymir bisa jadi pengganti Annie di dalam hatinya. Siapa tahu, Ymir-lah gadis yang selama ini dia cari.

Dengan lapang dada, dan setelah memikirkannya selama sekian hari sampai sulit tidur, Bertholdt akhirnya menerima kenyataan bahwa Ymir adalah pacarnya sekarang. Dia bertekad dan akan berusaha untuk menjadi sosok pacar pula bagi Ymir.

Beberapa hari setelah resmi berganti status, belum ada aura couple yang dikeluarkan oleh mereka berdua. Maklum, masih penyesuaian. Bahkan belum banyak yang tahu bahwa mereka sudah berpacaran. Mungkin tidak akan ada yang menyangka juga.

Intensitas komunikasi baik chat maupun telepon memang jadi lebih sering dibandingkan sebelumnya. Dan, ada satu poin yang berubah dari Bertholdt, yang membuat Ymir tergelak geli.

Bertholdt berhenti menggunakan “gue” dan “lu” ketika berinteraksi dengan Ymir. Dia menggantinya dengan “aku” dan “kamu”.

“Kenapa lu ganti, Bert?”

“Ga apa-apa. Pengen lebih romantis aja. Kayaknya kalo 'aku kamu' itu lebih pas buat orang pacaran.”

”...lu ga pernah pacaran ya sebelumnya?”

“Ga pernah, hehe.”

“Ck ck ck pantesan. Polos amat sih pemikirannya.”

“Hehehe… Ga apa-apa, kan? Apa kamu keberatan?”

“Gue agak geli sebenernya kalo gue yang pake sebutan itu.”

“Ga apa-apa kamu ga usah ubah. Senyamannya aja. Tapi aku tetep pake 'aku kamu', yaa.”

“Ya udah, terserah.”